musik

Dancing girl

dancing

Rabu, 20 Januari 2010

Belajar dari Ikan Sapu-sapu

Sumber: Tak Diketahui

Sudah satu minggu ini ikan sapu-sapuku meninggal dunia. Sejak saat dia
meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan, lumut pasti
akan bermunuculan di akuarium kesayanganku.
Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga tidak ada
waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru.

Suatu hari kudapati lumut sudah memenuhi kaca bagian dalam akuariumku. Aku
berpikir, ini tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan kokiku akan
tersembunyi jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani
mereka.
Ikan sapu-sapu, bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan
lumut- lumut itu. Sapu-sapu adalah ikan yang makanan utamanya adalah lumut
dalam akuarium atau kolam ikan.

Di sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja, kuluangkan waktu untuk
mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari ikan hitam yang
tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya kutemukan satu ikan sapu-sapu
yang tidak begitu suram kulitnya, walaupun tetap tidak indah dipandang mata
dan tetap saja kulitnya akan kasar.

"Berapa Pak, harganya?" tanyaku pada si penjual ikan
itu. "Tujuh ratus lima puluh rupiah, Mbak," jawab si penjual itu. Segera
kusodorkan uang dan setelah itu langsung kutapakkan kakiku menuju rumah.
Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam akuarium.
Dengan sigap dan bagai habis lepas dari kurungan ikan itu langsung
meliuk-liuk. Dan ... betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang
penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut tersebut.
Tidak peduli dengan ikan-ikan kokiku yang seakan sedang
mengerumuni ikan sapu-sapu itu untuk berkenalan.



Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan dulu
tanpa kubersihkan akuariumnya. Pikirku weekend nanti pasti aku ada
waktu.

Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa
ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah .... Tapi
bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah. Ehhh ... tapi kok lain ya?
Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar.
Terus kuamati ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan
kain sutera yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan
mereka karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.

Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam yang
tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam dunianya sendiri
dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah itu.

Aku tersadar .... Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan bersinar
bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di sekitar merekalah
yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca akuariumku buram sudah lenyap!
Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali bening sehingga ikan-ikan indahku
terlihat semakin indah. Ikan yang tidak menarik yang kubeli kemarin dengan
harga murah itu telah melahap habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah
ikan itu kubeli, tetapi aku tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar
biasa seperti ini.

Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang tidak
menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini.

Ikan sapu-sapu sangatlah tidak menarik. Dia tidak punya kelebihan fisik yang
dapat dibanggakan. Harganya pun sangat murah. Tetapi, TUHAN memberikan
kelebihan luar biasa pada dia. Dia dapat membersihkan permukaan kaca yang
begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang membuat ikan sapu-sapu
begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin akuarium atau kolam ikannya
terbebas dari lumut.

Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada TUHAN karena merasa aku tidak
memiliki kelebihan dari segala sisi. TUHAN memakai ikan kecil itu untuk
menyadarkan aku, "KU-ciptakan dirimu bukan untuk hal yang tidak berguna. Kau
ada di dunia ini karena kau berarti bagi-KU, untuk melakukan hal-hal besar
bagi-KU!"

Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil yang
tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini TUHAN memberikan aku
pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, TUHAN tidak ingin aku semakin
tenggelam dalam pencarian arti hidupku di dunia ini.

Aku berarti bagi-NYA, aku berharga bagi-NYA. Dalam pandangan mata aku memang
tidak semenarik mereka yang ada di sekelilingku, tetapi ada hal istimewa
yang TUHAN berikan padaku, dan aku yakin itu akan jadi berkat bagi banyak
orang, karena TUHAN yang menganugerahkannya.
Aku beranjak dari depan akuariumku. Jam di tanganku sudah menunjukkan waktu
untuk segera berangkat ke kantor. Semangatku menapaki hari-hari ke depan
kembali menyala. Kuucapkan syukur untuk semua pelajaran indah
ini.

Terima kasih TUHAN! Terima kasih ikan sapu-sapuku!

Tidak ada komentar: